Aturan Kerja Work From Anywhere, Apakah Fleksibel Untuk Karyawan Generasi Z?

Oleh Larasati Ahluwalia, M.Sc

Pengantar

Work from Anywhere (WFA) telah menjadi tren dominan dalam dunia kerja modern, mengubah paradigma tradisional tentang tempat kerja. Bagi Generasi Z, kelompok individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, WFA bukan sekadar opsi, tetapi juga merupakan bagian integral dari ekspektasi mereka. Dalam tulisan ini, kita akan membahas sejauh mana WFA dapat memberikan fleksibilitas yang diinginkan oleh Generasi Z, dengan melihat keuntungan dan tantangan yang mungkin mereka hadapi.

Baca juga : Mahasiswa FEB Universitas Teknokrat Indonesia Juara Pemilihan Menganai TUBA 2023

Generasi Z dan Teknologi Digital

Generasi Z tumbuh di era teknologi digital yang canggih, di mana keterampilan teknologi bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Bagi mereka, WFA bukan sekadar kemungkinan, melainkan juga sebuah realitas yang diintegrasikan dalam gaya hidup mereka. Dengan keterampilan terkoneksi dan kemampuan untuk bekerja secara efisien dari mana saja, WFA menjadi peluang bagi mereka untuk menggabungkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi. Bagaimana Generasi Z mengadopsi WFA dan sejauh mana ini menjadi pendorong produktivitas akan menjadi fokus perbincangan.

Tantangan Sosial dan Keseimbangan Hidup

Meskipun fleksibilitas WFA sangat dihargai oleh Generasi Z, ada tantangan sosial yang perlu diatasi. Khususnya, isolasi sosial bisa menjadi masalah karena generasi ini cenderung menilai interaksi dalam tim dan komunitas kerja. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan komunitas dan konektivitas yang kuat dalam lingkungan kerja virtual. Selain itu, perbatasan yang samar antara kehidupan pribadi dan profesional menuntut keterampilan manajemen waktu yang baik dan kesadaran akan risiko overworking yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan keseimbangan hidup.

Baca Juga : Komitmen Lestarikan Lingkungan, Universitas Teknokrat Indonesia Kampus Hijau Terbaik PTS Luar Jawa

Pengukuran Produktivitas dalam Konteks WFA

Pertanyaan seputar pengukuran produktivitas karyawan muncul dalam konteks WFA. Apakah hasil dan output menjadi fokus, ataukah waktu yang dihabiskan di depan komputer dianggap sebagai standar? Generasi Z mungkin cenderung lebih memprioritaskan hasil daripada kehadiran fisik di kantor pada jam kerja. Oleh karena itu, organisasi perlu memahami preferensi individu dalam generasi ini. Beberapa mungkin lebih memilih kerja kolaboratif di kantor, sementara yang lain merasa lebih produktif bekerja dari lokasi pilihan mereka sendiri.

Infrastruktur dan Dukungan untuk WFA

Selanjutnya, perusahaan perlu memastikan bahwa infrastruktur yang memadai tersedia untuk mendukung WFA bagi karyawan Generasi Z. Ini mencakup aspek-aspek seperti akses stabil ke internet, perangkat yang diperlukan, dan dukungan teknologi yang memadai. Tanpa infrastruktur yang memadai, implementasi WFA bisa menjadi tantangan. Namun, ketika diselenggarakan dengan baik, WFA dapat menjadi model kerja yang fleksibel dan produktif. Kesuksesan implementasi WFA tergantung pada kesadaran organisasi terhadap perbedaan preferensi dan kebutuhan individu dalam Generasi Z serta kemampuan mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan inklusif untuk semua karyawan.